
Efek cespleng atau sembuh seketika, menurut Tri, menunjukkan jamu tersebut mengandung zat kimia yang dosisnya tidak tepat.
"Sering kali indikasi sembuh atau indikator zat kimia tersebut tidak dicantumkan dalam kemasan," kata Tri.

Kesembilan belas jamu dari China tersebut sudah beredar di Lampung sejak tahun 2001. Peredarannya kini lebih banyak di toko-toko obat China.
Jamu-jamu yang diindikasi berbahaya tersebut mengandung BKO, seperti asam mefenamat atau penghilang rasa sakit, prednisone, kafein, boraks, naphazolin, natrium klorida, dan fenilbutason.
Menurut Tri, kesembilan belas jamu berbahaya yang beredar tersebut di antaranya bermerek Shoalin, Gentian Rheumatism, Phostose, Oculentum Whole Brand, Pi Yen Chin, Osutilla Bainetini, Chui Fong Tou Ku Wan, Cartussin Cough, Ancom, dan obat Shen Chu Cha.
"Semuanya produk dari China yang didatangkan langsung oleh pedagang atau pemilik toko obat," kata Tri.
Untuk itu, masyarakat diminta berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh iklan jamu tersebut
Sumber:www.kompas.com