Ke depan perempuan harus melukis sejarahnya sendiri dengan segala empati dan kejujuran. Untuk itu, perempuan tidak harus merubah kelamin seagai laki-laki. Dan tidak pula mesti meggadaikan harkat kewanitaannya. Paradigma berpikir harus dirombak, eksistensi wanita mesti dikukuhkan pada tempat terhormat di singgasana sejarah.
Apa itu » Kebidanan » Wanita Sebagai Ibu dan Lansia
Wanita Sebagai Ibu dan Lansia
Wanita Sebagai Ibu dan Lansia - Wanita yang sudah menikah bisa berperan sebagai ibu yang baik bila mampu mendidik anak-anaknya. Banyak pria hebat menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi dan motivasi tertinggi. Selalu ada perempuan kuat dibalik lelaki hebat. Entah itu berperan sebagai ibu, istri, kekasih, atau sahabat. Karena itu, ia dianggap sebagai tonggak-tonggak penyangga sebuah peradaban. Airmata wanita adalah sejarah terpenting yang sering dipandang sepele. Bukankah tugas mereka memang untuk menangis? Sehingga tidak ada yang mencoba berefleksi dengan air suci itu. Bila tanpa wanita, sejarah pun akan berhenti bergulir!
Ke depan perempuan harus melukis sejarahnya sendiri dengan segala empati dan kejujuran. Untuk itu, perempuan tidak harus merubah kelamin seagai laki-laki. Dan tidak pula mesti meggadaikan harkat kewanitaannya. Paradigma berpikir harus dirombak, eksistensi wanita mesti dikukuhkan pada tempat terhormat di singgasana sejarah.
Ke depan perempuan harus melukis sejarahnya sendiri dengan segala empati dan kejujuran. Untuk itu, perempuan tidak harus merubah kelamin seagai laki-laki. Dan tidak pula mesti meggadaikan harkat kewanitaannya. Paradigma berpikir harus dirombak, eksistensi wanita mesti dikukuhkan pada tempat terhormat di singgasana sejarah.