Terbaru - Disclaimer - Privacy Policy - Contact Us - Daftar Isi

Plasenta Previa

Bookmark and Share
Plasenta Previa dalam kehamilan. Pendarahan pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih yang berasal dari plasenta yang implantasinya abnormal. Berdasarkan implantasinya derajat plasenta praevia dibagi atas empat tingkat, yaitu plasenta previa totalis, plasenta praevia parsialis, plasenta praevia marginalis, dan plasenta letak rendah

KRITERIA DIAGNOSIS
Anamesis Plasenta Previa :
Terdapat perdarahan per vaginam pada usia kehamilan ³ 20 minggu, timbul secara spontan tanpa melakukan aktivitas atau akibat trauma abdomen, darah berwarna merah segar, disertai atau tanpa disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus. Perlu juga dicari beberapa faktor predisposisi seperti riwayat solusio plasentae, perokok, hipertensi, multiparitas dan kehamilan ganda.

Pemeriksaan Status Obstetrik Plasenta Previa

a. Periksa luar : periksa bagian terbawah janin sudah masuk atau belum masuk pintu atas panggul (PAP), apakah ada kelainan letak atau tidak  (lakukan pemeriksaan Leopold bila kehamilan ³ 36 minggu).

b. Inspekulo : apakah perdarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan serviks dan vagina. Darah berwarna merah segar, tampak bekuan darah di vagina. Bila ada pembukaan serviks, dapat dilihat permukaan maternal plasenta.

c. Perabaan forniks : hanya dilakukan pada kehamilan di atas 28 minggu dan presentasi kepala. Teraba bantalan lunak antara kepala janin dengan jari pemeriksa, tentukan lokasi bantalan tersebut. Jangan melakukan pemeriksaan ke dalam kanalis servikalis.

d. Periksa dalam di atas meja operasi (PDMO) : hanya dilakukan bila akan mengakhiri kehamilan / persalinan. Pasien dan kamar operasi sudah siap bila sewaktu pemeriksaan diputuskan untuk segera melakukan seksio sesarea.
DIAGNOSIS BANDING

1. Solusio Plasentae

2. Vasa Praevia

3. Kelainan serviks uteri : servisitis, polip serviks, karsinoma serviks

4. Trauma : ruptura uteri, laserasi vagina, perdarahan pasca senggama

5. Varises vagina pecah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital, letak dan derajat maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan teknik operasi yang akan dilakukan.

2. Kardiotokografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan > 28 minggu.

3. Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO atau operasi, perlu diperiksa faktor waktu pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan lainnya dilakukan atas indikasi medis.
KONSULTASI

Spesialis Anak, Spesialis Anestesi, atau Spesialis lain yang diperlukan dalam penatalaksanaan ibu dan janin.
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan plasenta praevia dibagi dua, yaitu ekspektatif (konservatif) dan aktif.

Konservatif : dilakukan bila perdarahan sedikit, keadaan ibu dan janin baik, berat janin < 2500 gram atau usia gestasi < 36 minggu. Bila terjadi perdarahan banyak atau gawat janin, dilakukan tindakan aktif. Pemberian tokolitik hanya pada kasus terpilih.

Aktif : dilakukan bila TBJ ³ 2500 gram atau usia gestasi ³ 36 minggu. Bila terjadi perdarahan banyak lakukan resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi), dan PDMO. Plasenta yang terletak dua sentimeter dari OUI merupakan indikasi kontra persalinan per vaginam(RCOG Evidence Base Level III). Cara persalinan harus berdasarkan keputusan klinik disesuaikan dengan fasilitas yang ada. Pada kasus sulit dengan kemungkinan terjadi plasenta akreta, sebaiknya didampingi spesialis obstetri dan ginekologi senior.
PERAWATAN RUMAH SAKIT

Setiap pasien dengan perdarahan antepartum perlu segera dirawat.
PENYULIT
Disebabkan oleh Penyakit : Pada ibu : renjatan (syok), gagal ginjal akut (acute tubular necrosis), koagulasi intravaskular diseminata (disseminated intravascular coagulation = DIC), plasenta akreta / inkreta / perkreta, atonia uteri, atau perdarahan pada implantasi plasenta di segmen bawah uterus. Pada Janin : asfiksia, prematuritas, BBLR (berat badan lahir rendah), sindroma gawat nafas (respiratory distress syndrome = RDS).
Disebabkan oleh Karena Tindakan / Terapi :Pada Ibu : reaksi transfusi, kelebihan cairan, renjatan, atau infeksi. Pada Janin : asfiksia, infeksi.
PERSETUJUAN TINDAK MEDIK

Diperlukan secara tertulis saat pasien dirawat di rumah sakit. Terdiri dari persetujuan tertulis terhadap tindak medik dan tindak pembedahan (bila diperlukan pembedahan). Khusus untuk tindakan tubektomi, harus ada ijin tertulis dari suami (tidak boleh diwakilkan).
LAMA PERAWATAN

Bila pasien akan dilakukan perawatan konservatif, lama perawatan sampai usia kehamilan 36 minggu atau berat janin 2500 gram ditambah perawatan pasca persalinan. Bila ada penyulit, lama perawatan dapat lebih lama lagi.
MASA PEMULIHAN
Seksio sesarea : 3 bulan
Korespondensi

Judi Januadi Endjun, Sanny Santana, Febriansyah Darus, Novi Resistantie, St. Finekri A. Abidin
RSPAD Gatot Soebroto / Departemen Obstetri dan Ginekologi
Divisi Fetometernal
Jakarta
PUSTAKA

1. POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bagian 1. Cetakan Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1994.

2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Obstetrical Hemorrhage. In : Williams Obstetrics. 21st Ed, McGraw Hill, New York, 619-670, 2001.

3. RSPAD Gatot Soebroto Departemen Obstetri dan Ginekologi. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, 1996.

4.     Endjun JJ. Plasenta Praevia. Kuliah FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, 2001



Materi Pelajaran Terkait: