Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat (Yamauchi and Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo and Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (skin-to-skin contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997).
Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Materi Pelajaran Terkait:
Ibu dan Anak
- mitos kepercayaan tentang kehamilan
- obat yang dihindari dan dilarang untuk ibu hamil
- Yang harus dihindari oleh wanita hamil
- Larangan mematikan binatang saat hamil
- Tips Cara Menjaga Kesehatan Janin Dalam Kandungan
- Cara Menjaga Kandungan Agar Tetap Sehat
- Tanda Tanda dan Faktor Penyebab Keguguran
- Kala Haid Pertama Tiba
- Resiko Tinggi Kehamilan
- Urutan Kelahiran, Berpengaruh pada Pencarian Identitas
- Agar ASI lancar di awal masa menyusui
- Menyusui Pasca Melahirkan dengan Operasi Cesar
- kandungan dan Kehebatan Kolostrum
- Susui bayi sesering mungkin
- Agar produksi ASI selalu optimal
- Nutrisi dan Suplemen Saat Hamil
- apakah Baby Blues Syndrome itu
- 10 Mitos Mitos Menyusui
- Cara Menjadikan Anak Pintar dengan ASI Eksklusif
- 12 Kejutan pada Bayi Baru Lahir
- Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan
- Tips Agar Cepat Hamil
- Pengertian Masa Nifas
- 100 Arti mimpi