Banyak remaja putri mendapatkan siklus menstruasinya antara usia 10 dan 16 tahun. Hal tersebut dikenal sebagai menarche. Dokter sering membicarakan tentang siklus bulanan pada remaja putri, tentang jumlah hari dari awal menstruasi sampai mendapatkan menstruasi berikutnya, biasanya dalam jangka waktu 28 hari. Tapi, jumlah 28 hari adalah jumlah rata-rata yang sering digunakan dokter. Siklus menstruasi pada perempuan sangat bervariasi, ada yang mempunyai siklus 24 hari dan ada yang 34 hari. Dan remaja putri biasanya memiliki menstruasi berbeda-beda tiap bulannya, khususnya beberapa tahun sesudah menstruasi pertama.
Hari pertama siklus pada wanita menjadi hari pertama pada hitungan siklus. Pada hari kelima, kelenjar pituari yang terletak di bawah otak memerintahkan ovarium untuk mempersiapkan sel telur yang akan yang akan dilepaskan. Sebuah sel telur akan tumbuh secara sempurna. Pada saat bersamaan, saluran uterus menjadi tebal untuk persiapan sebagai tempat tinggal sel telur yang sudah tervertilisasi jika terjadi pembuahan (kehamilan).
Pada hari ke-14 dari 28 hari dalam satu siklus, sel telur pecah dan menyebar atau disebut ovulasi. Sel telur bergerak melalui tuba falopii masuk ke dalam uterus. Jika sel telur nggak difertilisasi atau dibuahi oleh sperma, maka sel tersebut akan gugur. Dua minggu kemudian, sel telur yang gugur tersebut akan meninggalkan tubuh dan terjadilah siklus menstruasi. Kemudian sel telur akan mengalami proses pembuatan dari awal lagi.
Kelihatannya, siklus ini sangat teratur. Tapi, tubuh remaja putri terkadang nggak mengikuti jadwal secara tepat. Hal ini biasa, terutama pada dua tahun pertama setelah mengalami menstruasi pertama, baik melompati siklus maupun siklus yang tidak teratur. Sakit, perubahan berat badan, dan stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi, karena sebagian otak yang mengatur siklus menstruasi dipengaruhi hal-hal tersebut. fia/teenhealth
Tidak Harus Teratur
Beberapa gadis remaja memiliki siklus menstruasi seperti kerja jam. Lainnya memiliki siklus berbeda tipis tiap bulannya. Beberapa remaja mendapatkan siklus yang teratur, namun meloncati satu periode atau mengalami menstruasi lebih lama akibat stres. Faktanya, ketika kamu sedang dalam perjalanan atau terjadi perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari, siklus menstruasi akan telat. Semua hal ini adalah normal.
Disebut normal pula bila lama siklus menstruasi pada remaja putri bervariasi. Kadang-kadang, darah keluar selama dua hari, kadang selama tujuh hari. Hal tersebut karena tingkat produksi hormon pada tubuh berbeda-beda dari satu siklus ke siklus selanjutnya. Dan, hal ini mempengaruhi banyaknya dan lama darah keluar.
Jadi, bagaimana mengetahui bahwa siklus menstruasi tidak teratur? Kamu harus memperhatikan tanda-tanda pada tubuh. Tanda-tanda tersebut meliputi :
- Kejang pada punggung dan otot terasa kencang.
- Payudara yang lebih berat.
- Sakit kepala.
- Jerawat bermunculan.
- Waktu tidur yang nggak normal.
- Gangguan pada mood.
- Bengkak-bengkak pada tubuh.
Siklus menstruasi yang nggak teratur adalah perubahan yang normal terjadi pada gadis remaja. Pada titik tertentu selama masa pertumbuhan, kamu akan menemukan siklusmu. Hal ini biasa terjadi tiga tahun setelah mestruasi pertama.
Bagaimanapun, remaja putri bisa mengalami siklus menstruasi yang nggak teratur atau stop mengalami menstruasi akibat efek pengobatan, aktivitas yang berlebihan, minimnya berat badan, atau nggak cukup mengonsumsi kalori.
Beberapa perempuan mengalami siklus menstruasi nggak teratur akibat tubuh mereka memproduksi terlalu banyak androgen, hormon yang menyebabkan peningkatan massa otot, rambut di wajah, perubahan suara pada laki-laki, dan meningkatkan berat badan pada perempuan. Jumlah androgen yang tinggi dapat juga menyebabkan pertumbuhan rambut pada wajah, dagu, dada, dan perut.
Jika menemui permasalahan tersebut atau jika siklus menstruasi nggak teratur terjadi lebih dari tiga tahun, temuilah dokter. Dokter kemungkinan akan memberikan pil hormon atau pengobatan lainnya atau rekomendasi untuk mengubah gaya hidup agar siklus menstruasi bisa teratur.
Materi Pelajaran Terkait:
Kebidanan
- Tanda Tanda dan Faktor Penyebab Keguguran
- obat yang aman pada kehamilan
- Kehamilan Kosong (Blighted Ovum)
- Perbedaan Kondisi Kehamilan Di Usia 20, 30, 40 tahun
- Faktor Penyebab Keguguran
- Perdarahan pada kehamilan muda
- Kehamilan ektopik
- Jenis jenis abortus
- Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan
- Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya pada Janin
- ilmu kebidanan Obstetri
- PRE EKLAMPSIA dan EKLAMPSIA
- Tanya Jawab Pertanyaan seputar kehamilan
- Apa yang dimaksud dengan plasenta previa
- Apa yang harus dilakukan ketika ketuban pecah lebih dini
- Macam macam alat kontrasepsi dan Efek sampingnya
- Manfaat Senam kehamilan
- Cara Menghitung Usia Kehamilan
- KECIL KECIL SUDAH “MEMPERBUDAK” ORANG TUA
- Hormon hCG dan uji kehamilan
- Persiapan Buat Anak
- Klimakterium
- demam :: Fever in Children
- Cara Mudah Memandikan Bayi
info kesehatan
- Cara Menghilangkan Jerawat Hitam Atau Jerawat Batu
- Tetanus
- Penyakit Katarak
- Gejala Penyakit Tetanus
- Jenis jenis Diabetes
- Pencegahan Penyakit Tetanus
- Penanganan Penderita Diabetes
- Penyakit Gagal Ginjal
- Penyakit Migrain dan Remaja
- kandungan dan manfaat rumput laut
- Tes Kanker dengan Air Liur
- Osteopororis
- Faktor Munculnya Stroke dan Penyakit Jantung
- Keputihan
- Darah kotor
- Vagina Spa Dicuci, Dipijat, Lalu Diasapi
- Merokok, Ejakulasi Dini, dan Gangguan Ereksi
- Diare
- 100 ADVANTAGES Breast Milk
- Not breastfeeding increases mother’s risk of breast cancer
- Manfaat Air Putih
- Penyebab Vagina Terasa Gatal
- Prayogo Toto Raharjo
- pengertian mastrodinia