Terbaru - Disclaimer - Privacy Policy - Contact Us - Daftar Isi

Urutan Kelahiran, Berpengaruh pada Pencarian Identitas

Bookmark and Share
Urutan Kelahiran, Berpengaruh pada Pencarian Identitas. Salah satu psikolog beraliran neo-freudian, Alfred Adler, melakukan penelitian dan mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya.

Ia mengamati, anak-anak sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang berbeda. Pencarian identitas dan perhatian dipengaruhi oleh posisi urutannya. Perbedaan lingkungan yang hadir pada anak pertama, tengah, dan bungsu juga bisa membawa mereka pada kepribadian yang berbeda.

Dalam dalilnya, seperti dikutip dari forum diskusi psikologi di sebuah situs psikologi, disebutkan bahwa dalam pandangan Adler semua anak berusaha menjadi superior dan berjuang demi mendapat perhatian,serta kasih sayang orangtuanya. Mereka umumnya berkompetisi untuk menarik perhatian. Kondisi ini membentuk kepribadian mereka berbeda dan mencerminkan usaha mencari perhatian.

Disebutkan Adler, setiap anak lahir dalam tahapan berbeda. Sebagai contoh, anak pertama lahir dalam keluarga kecil, sehingga ía menerima banyak perhatian. Lalu anak kedua lahir dalam keluarga yang sudah terdapat anak yang lebih tua. Pada tahap ini, anak pertama umumnya lebih vokal dalam memberitahu adiknya atas apa yang harus dikerjakan serta bagaimana mengerjakannya.

Di sisi lain, anak kedua cenderung mengamati anak pertama. Ia merasa harus berkompetisi untuk mendapat perhatian dan kasih sayang. Anak kedua menemukan jalan yang berlainan untuk menjadi pusat perhatian. Mereka cenderung memilih jenis olahraga, hobi, dan areal yang berbeda dalam mencapai sesuatu. Sama halnya dengan ciri kepribadian mereka yang berbeda.

Anak terakhir biasanya mempunyai tantangan lebih sulit lagi. Terlebih pada masa ini, keluarga sudah dipenuhi oleh anak yang jumlahnya tidak satu, dengan usia lebih tua pula. Anak bungsu cenderung tidak sekuat yang dilihat. Mereka lebih bébas membentuk kepribadiannya, dan tidak dituntut menjadi high achiever.

Mereka tidak mendapat tekanan kuat dari orangtua untuk mencapai sesuatu lebih tinggi. Sebaliknya, mereka mendapat tekanan untuk tetap menjadi ‘bayi” atau anak kecil. Dengan begitu mereka tidak bisa tumbuh dengan cepat, walaupun menurut Adler, anak bungsu lebih santai dan lebih bebas.

Urutan anak dalam keluarga sangat kompleks. Faktor seperti usia orangtua, urutan anak serta jenis kelamin saudara, agama, dan keyakinan budaya serta variabel penting lainnya juga berperan dalam membuat tahapan atas sesuatu yang dipelajari anak.


Ciri Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran

Menurut Roslina Verauli, MPsi., karakteristik anak bisa dilihat berdasarkan urutan kelahiran seperti yang disebutkan bapak psikologi individual, Alfred Adler.

Sulung

    * Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orangtua. Anak pertama sangat penting bagi ego orangtua. Itu sebabnya, si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orangtua.
    * Cenderung tertekan.
    * Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan kepribadiannya lebih optimal saat ia memperoleh perhatian.
    * Orangtua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama.
    * Anak pertama biasanya seorang high achiever (memiliki keinginan berprestasi tinggi).
      Saat adik lahir, ia mempunyai tempat kehormatan bagi adik. Meski begitu, saat pusat perhatiannya terganggu oleh adik, ia bisa iri dan tidak aman.
    * Cenderung diberi tanggung jawab oleh orangtua untuk menjaga adiknya.
    * Belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan sehari-hari.
    * Dapat diandalkan.
    * Cenderung terikat pada aturan-aturan.
    * Dominan, konservatif, dan otoriter.
    * Mempunyai pemikiran yang tajam.
    * Lebih sensitif.
    * Banyak anak pertama yang mendapat posisi puncak seperti direktur atau CEO. Tak sedikit anak pertama yang merasa menderita karena tidak sukses.

Anak kedua atau tengah

    * Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik dan bapak memegang kakak, ia tidak tahu harus bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi anak yang lebih mandiri.
    * Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.
    * Cenderung lebih bebas dari harapan orangtua dan independen.
    * Pandai melihat situasi.
    * Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua umurnnya diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan.
    * Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok.
    * Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik.
    * Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya, terlebih bila jarak usianya berdekatan.
    * Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya lebih mudah beradaptasi.
    * Tidak rapi.
    * Memiliki bakat seni.
    * Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang.
    * Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya.
    * Cenderung merasa tidak disayang orangtua dan merasa tidak bisa lebih baik daripada kakaknya.

Bungsu

    * Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan model.
    * Kerap merasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya.
    * Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu sadar dengan potensi dirinya.
    * Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah padanya. Lebih merasa aman.
    * Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab.
    * Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial.
    * Dianggap sebagal “anak kecil” terus menerus.
    * Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar.
    * Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga.
    * Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu mengasuh adik.
    * Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggung jawab membuat si bungsu menghindari tanggung jawab dan komitmen, terutama bila orangtua senang memperlakukannya sebagai “bayi”.
    * Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas.
    * Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak tengah atau anak bungsu karena bebas mengembangkan kepribadian mereka yang unik. (Senior)


Materi Pelajaran Terkait: