Kesimpulan yang kontroversial tersebut dihasilkan tim peneliti setelah mengamati riwayat kesehatan beberapa keluarga. Menurut tim peneliti, mengonsumsi obat-obatan golongan NSAID (non steroidal anti inflammatory) seperti aspirin, ibuporfen dan naproxen, serta minuman berkafein dan merokok, bisa mencegah terjadinya penyakin parkinson.
Meski begitu, contoh responden dari penelitian ini terlalu sedikit sehingga sepertinya kurang cukup bukti. Hasil riset yang sifatnya masih awal ini dipublikasikan dalam jurnal Archieves of Neurology.
Dalam risetnya, tim peneliti yang dipimpin oleh Dana B.Hancock tersebut mengamati kesehatan 356 pasien parkinson berusia sekitar 66 tahun dan 317 anggota keluarganya yang rata-rata berusia 64 tahun.
Sebanyak 44 persen dari respnden adalah perokok dan 70 persennya sudah mengurangi rokok. Yang menarik, tidak ada kaitan antara penyakit parkinson dengan seringnya minum kopi atau rokok. "Seringnya minum kopi berbanding terbalik dengan kemungkinan terjadinya parkinson," kata Dana.
Tim peneliti juga melaporkan tidak menemukan kaitan antara penggunaan obat golongan NSAID dan penyakit parkinson. Namun tidak ditemui alasan ilmiah mengapa konsumsi kafein atau rokok bisa mengurangi risiko penyakit parkinson.
Parkinson merupakan penyakit yang menyerang bagian syaraf. Pada stadium awal, penderita penyakit ini akan mengalami otot-otot yang kaku dan kelambatan reaksi. Selain itu pasien akan dilanda berbagai gerak menyentak-nyentak yang tidak bisa mereka kontrol, yang biasa disebut dyskinesia. Tokoh terkenal yang meninggal akibat penyakit ini adalah Paus Yohanes Paulus II.